Sunnah Suami Kepada Istri, Cara Rasulullah Menyayangi Istrinya

Sunnah Suami Kepada Istri - Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah seorang suami yang paling mesra terhadap istrinya. Oleh karenanya Rasulullah memerintahkan para suami agar senantiasa menyayangi dan berlaku baik kepada keluarga terlebih khusus kepada istrinya.

Sunnah Suami Kepada Istri - Menikahmuda
Sunnah Suami Kepada Istri - Pexels/thirdman

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda "Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga/istrinya. Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istri/keluargaku" (HR. Tirmidzi)

Berikut hadits-hadits sunnah suami kepada istri agar memperlakukan istrinya dengan baik sehingga bahtera rumah tangga setiap muslim terjaga dalam keridhaannya.

Baca Juga


Sering Mencium Istri

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah seorang suami yang sangat romantis, sungguh hal yang romantis dan menumbuhkan kasih sayang bila membiasakan mencium istri ketika hendak berpergian atau baru pulang,

Dari ‘Aisyah radhiallahu anha, "bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam boleh mencium isterinya setelah wudhu’, kemudian beliau solat dan tidak mengulangi  wudhu’nya.” (HR ‘Abdurrazaq) 

"Nabi sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa." (HR Nasai dalam Sunan Kubra II/204)


Membukakan Pintu untuk Istri

Dari Anas radhiyallahu 'anhu , dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang unta beliau untuk Shafiyyah (isteri beliau). Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan kemudian Shafiyyah naik dengan meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari)

Dari riwayat diatas kita mengetahui bagaimana Rasulullah memperlakukan istrinya dengan istimewa bak seorang premaisuri.

Istilah yang biasa kita dengar sekarang "ladies first" ternyata sudah dilakukan Rasulullah sejak berabad-abad yang lalu, disaat kebudayaan lain di dunia saat itu menganggap wanita sebagai makhluk hina dan tidak dipandang setara.

Pemandangan seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang menunjukkan ketawadhuan beliau, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam selaku pemimpin dan seorang utusan Allah memberikan keteladanan kepada ummatnya bagaimana memperlakukan seorang istri. Dengan sikap tawadhunya, beliau mempersilahkan lutut beliau sebagai tumpuan, membantu pekerjaan rumah, membahagiakan istri dan sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau sebagai seorang pemimpin.


Makan Sepiring Berdua

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Saya dahulu makan bubur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.” (HR. Bukhari)

Dari Aisyah radhiyallhu 'anha, ia berkata, “Aku minum dari gelas yang sama (dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ) bahkan ketika haidh, lalu Nabi  mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum.” (HR Abdurrazaq)

Demikian pula  dalam riwayat imam Muslim, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah dan beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit Aisyah.” (HR Muslim)


Menyuapi Istri

Dari Saad bin Abi Waqosh radhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Dan sesungguhnya jika engkau  memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.“ (Mutafaqun ‘Alaih)

Bila suami dan istri sedang makan bersama kemudian sang suami menyuapi makanan tersebut ke mulut istrinya, niscaya ia akan mendapatkan pahala dan mengokohkan cinta istrinya.


Berlemah Lembut, Melayani dan Memanjakan Istri yang Sakit

Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha, nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani isterinya yang sedang mengadu atau sakit. (Mutafaqun ‘Alaih)


Bercanda dan Bermain untuk Membangun Kemesraan

Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Beliau orang yang suka bergurau dengan isterinya.” (HR Bukhari)

Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa melihat tingkah keduanya. (HR Nasa’i)

Umul Mukminin Aisyah Menceritakan : “Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Kemarilah! sekarang kita berlumba lari.” Aku pun melayannya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau.

Beliau hanya diam saja atas kemenangan tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlumba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata, “Inilah penebus kekalahan yang lalu!” (HR. Ahmad)


Memberi Hadiah

Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikah dengan Ummu Salamah (ibunya), beliau bersabda kepadanya, Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.”

Ia (Ummu Kultsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah.” (HR Ahmad)


Tidur di Pangkuan Istri

Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca al-Qur’an.” (HR ‘Abdurrazaq)


Mengajak Istri Makan di Luar

Anas radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwa ada tetangga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang Parsi sangat pandai membuat masakan gulai. Pada suatu hari dia membuatkan masakan gulai yang enak untuk Rasulullah. Lalu dia datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengundang makan beliau. Beliau bertanya: “Bagaimana dengan ini? (maksudnya Aisyah).” Orang itu menjawab: “Tidak.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: “(Kalau begitu) aku juga tidak mau.” Orang itu kembali mengundang Rasulullah,,,,,, ,,,,,,, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali bertanya: “Bagaimana dengan ini?” Orang itu menjawab: “Tidak.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali berkata: “Kalau begitu, aku juga tidak mau.”

Tidak lama kemudian, orang itu kembali mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau kembali bertanya: “Bagaimana dengan ini?” Pada yang ketiga kalinya ini orang Parsi itu mengatakan: “Ya.” Akhirnya mereka bangun dan segera berangkat ke rumah laki-laki itu.” (HR Muslim)


Mengajak Istri Jika Pergi ke Luar Kota

Aisyah berkata, “Biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila ingin melakukan suatu perjalanan, beliau melakukan undian di antara para isterinya. Barangsiapa yang keluar nama/nombor undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama beliau.” (HR Bukhari dan Muslim)


Mengajak Istri Melihat Hiburan

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, “Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri yang berkata padaku : ‘Apakah engkau ingin melihatnya?’Aku menjawab: ‘Ya.’ Lalu beliau menyuruhku berdiri di belakangnya. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata : ‘Teruskan permainan kalian, wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang Habsyah)!’ Hingga ketika aku sudah merasa bosan beliau bertanya: ‘Apakah kamu sudah puas?’Aku jawab: ‘Ya.’ Beliau berkata : ‘Kalau begitu, pergilah!.” (HR Bukhari dan Muslim)


Mengantar Istri

Ternyata mengantar istri merupakan sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Akan tetapi masih banyak seorang suami yang malas mengantarkan istrinya berpergian.

Shafiyyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, menceritakan bahwa dia datang mengunjungi Rasulullah ketika beliau sedang melakukan i’tikaf pada hari sepuluh yang terakhir dari bulan Ramadhan. Dia berbicara dekat beliau beberapa saat, kemudian berdiri untuk kembali. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga ikut berdiri untuk menghantarkannya.”

Dalam riwayat lain diceritakan, Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di masjid. Di samping beliau ada para isteri beliau. Kemudian mereka pergi (pulang). Lantas Nabi berkata kepada Shafiyyah "Jangan terburu-buru, agar aku dapat pulang bersamamu.” (HR Bukhari dan Muslim)


Baca Juga


Mengajak Jalan-Jalan

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang pada malam hari, kemudian beliau mengajak Aisyah berjalan-jalan dan berbincang-bincang (HR Muslim)


Panggilan Kesayangan untuk Istri

Diantara baiknya budi pekerti Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan kerhamonisan rumah tangga beliau adalah memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan.

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam juga memanggil Aisyah Radhiallahu anha dengan panggilan Humairah yang artinya kemerah-merahan pipinya. Terkadang beliau juga memanggilnya dengan sebutan "aisy/aisyi" dalam budaya arab pemenggalan huruf terakhir menunjukkan panggilan sayang.

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya, ‘Wahai ‘Aisy (panggilan kesayangan ‘Aisyah), Malaikat Jibril ‘alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu.” (Muttafaq ‘alaih)


Saling Memandang dan Berpegangan Tangan

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya ketika seorang suami memandang isterinya dan begitu pula dengan isterinya, maka Allah memandang mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan isterinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami isteri itu dari cela jemarinya.” (HR Maisarah dari Abu Sa’id Alkhudzri )


Segera Menemui Istri Jika Melihat Godaan Hasrat

Dari Jabir, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa (godaan) setan. Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi isterinya, kerana pada diri isterinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.” (HR Tirmidzi)


Membantu Pekerjaan Rumah Tangga

Umul Mukminin Aisyah pernah ditanya, “Apa yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rumahnya?” Aisyah menjawab: “Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya.” (HR Bukhari)


Meredam Kemarahan Istri dengan Mesra

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa memijit hidung Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, “Wahai ‘Aisy, bacalah do’a: ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni)


Mandi Bersama Istri

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata,“Aku mandi berdua bersama Rasulullah dari satu bejana.” (HR. Al-Bukhari)

Berkata Aisyah, ”Aku mandi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu bejana, aku mendahuluinya dan ia mendahuluiku (mengambil wadah) sampai-sampai ia berkata: “tinggalkan untukku”, dan aku berkata, “tinggalkan untukku. (H.R. An Nasai)


Disisiri Istri

Dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah.” (HR Ahmad)

Dalam sebuah riwayat Aisyah berkata, bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika beritikaf beliau mendekatkan kepalanya kepadaku. Kemudian aku menyisirnya, sedangkan aku dalam keadaan haid. (H.R. Bukhari)


Makan dan Minum pada Tempat yang Sama

Dari ‘Aisyah, dia berkata, “Saya minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil gelas, lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya.” (HR ‘Abdurrazaq)

Sedangkan dalam riwayat yang lain, Aisyah berkata, “Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya.” (HR. Muslim)


Membelai Istri

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam tidak melewatkan sedikit pun kecuali beliau memanfaatkan untuk menyenangkan hati istrinya meski hanya dengan belaian.

Aisyah mengatakan “Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengelilingi kami semua (isterinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai kami meskipun tidak mencampuri kami.” (HR Ahmad)


Demikianlah keromantisan yang dimiliki oleh Rasulullah dalam rumah tangganya, semoga kumpulan hadits ini mampu memberikan suasana baru dalam kehidupan rumah tangga kita. Aamiin

“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai sesuatu dari mereka maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa: 19)

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam bishawab


Penelusuran Terkait

  • 15 sunnah suami kepada istri
  • sunnah suami istri sebelum tidur
  • sunnah istri 4
  • 40 kewajiban suami terhadap istri
  • sunnah rasul setelah menikah
  • sunnah suami istri mandi bersama
  • hadits kewajiban suami terhadap istri
  • hukum istri menyuapi suami


Posting Komentar

0 Komentar