Apakah Hubungan Badan Suami Istri Tujuan Utama Pernikahan ?

Tujuan Pernikahan - Pernikahan menjadi tempat berlabuhnya dua orang yang sedang jatuh cinta.

Bahwa pernikahan akan menjadi awal dari perjalanan cinta mereka dengan mengarunginya bersama-sama. Namun perjalanan itu harus memiliki tujuan, sama halnya pernikahan. Ia harus memiliki tujuan agar pernikahan dapat bertahan melewati berbagai gelombang ujian.

Hubungan Badan Suami Istri Tujuan Utama Pernikahan - Menikahmuda.com
Hubungan Badan Suami Istri Tujuan Utama Pernikahan

Banyak hal yang menjadi tujuan pernikahan dan bagi sebagian orang berhubungan suami istri menjadi tujuan utama pernikahan. Lalu bagaimana hukumnya hal tersebut ?

Berikut kami nukilkan pertanyaan dan jawaban yang dikeluarkan oleh Markaz Fatwa dibawah pimpinan Dr. Abdullah Al Faqih, Qatar.

Baca Juga Fiqih Nikah Membangun Keluarga SAMAWA


Pertanyaan

Apakah suami harus berjimak' dengan istrinya dan memuaskan hasrat biologisnya seperti yang istri inginkan atau apakah hal itu tergantung kemauan suami ?


Jawaban

Pertama-tama kami ingin menyampaikan kepada sebagian orang yang berpendapat bahwa kenikmatan seksual dan menjaga kemaluan dianggap hal sepele atau ringan.

Pesan ini juga ingin kami sampaikan kepada orang yang meremehkan anggapan bahwa istri adalah sarana pemuasan seksual suami yang halal, agar suami istri tidak berpikir atau terjerumus kepada yang haram.

Kepada mereka yang menganggap bahawa hal ini merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap kemuliaan wanita.

Kami ingin mengatakan dengan tegas bahwa tujuan kepuasan seksual dan penjagaan diri dari hal yang haram melalui pernikahan, bukanlah tujuan yang rendah dan bukanlah tujuan yang hina.

Akan tetapi, sebenarnya inilah tujuan utama pernikahan. Oleh karena itu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wassalam, bersabda "Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian mampu menikah maka menikahlah karena menikah lebih memelihara pandangan dan lebih memelihara kemaluan".

Baca Juga Wanita yang Diharamkan untuk Dinikahi

Para ahli fiqh mendefinisikan pernikahan dengan arti "Pernikahan merupakan akad atau janji yang menghalalkan sikap saling menikmati antara suami istri, yang tidak ada larangannya secara hukum syari'at"

Saling menikmati antara suami istri ini tercantum dalam firman Allah Subhanhu wa Ta'ala, 


Ù‡ُÙ†َّ Ù„ِبَاسٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْ ÙˆَاَÙ†ْتُÙ…ْ Ù„ِبَاسٌ Ù„َّÙ‡ُÙ†َّ

Artinya : "... Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka ..." (QS. Al Baqarah:187)

Sikap Iffah 'memelihara diri dari dosa' dan terjaga dari kemaksiatan merupakan nilai besar dalam nilai-nilai islam. Inilah yang membedakan antara masyarakat islam dan masyarakat yang tidak mengikuti ajaran islam.

Kebutuhan seksual seorang suami kepada istri dan sebaliknya kebutuhan seksual istri terhadap suami adalah kebutuhan yang fitrah. Tidak ada agama yang memiliki pandangan lebih mulia terhadap hal tersebut daripada pandangan islam.

Ada sebagian agama yang memandang masalah seksual merupakan perkara yang kotor (jorok), padahal Islam memandang masalah ini sebagai hal fitrah yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada manusia, sehingga proses pernikahan secara syari'at harus dipermudah agar orang muslim tidak terjatuh pada perbuatan yang haram, terlebih lagi pada zaman sekarang yang begitu banyak fitnah keharaman dimana-mana.

Para ulama madzhab, antara lain Imam as-Syafi'i dan Imam Hanafi memandang bahwa seorang istri mempunyai hak untuk disetubuhi paling sedikit satu kali sebagai bagian haknya, setelah ia menerima maharnya.

Setelah itu, istri berhak disetubuhi minimal satu kali setiap empat bulan berdasarkan rentang waktu yang masih diizinkan dalam islam bagi seorang suami meninggalkan istrinya.

Imam Malik dan Imam Hambali berpendapat bahwa hubungan suami istri wajib dilakukan seorang suami atas istrinya jika suami tidak memiliki uzur yang menghalangi.

Jika tanpa uzur tetapi suami tidak menggauli istrinya, Imam Malik dan Imam Hambali mengatakan, "Bersetubuh dengan istri atau jika tidak, berpisahlah (cerai) darinya".

Gejolak hasrat seksual yang terus-menerus ditahan dapat memunculkan kondisi lemah bagi diri seseorang.

Baca Juga Hukum Menikah dalam Islam

Kekuatan seksual seseorang pun semakin lemah seiring bertambahnya waktu. Sejumlah ulama mengatakan, "Seorang suami harus berjanji pada dirinya atas tiga hal. Pertama, ia harus melakukan jalan kaki setiap hari dalam jarak tertentu. Kedua, ia tidak meninggalkan makan karena akan menjadikan ususnya sempit. Ketiga, tidak meninggalkan jima' dengan istri karena sumur bila tidak dikuras isinya lama-kelamaan airnya akan tumpah".

Muhammad bin Zakaria mengatakan, "Barangsiapa yang meninggalkan jima' dengan istrinya dalam waktu yang lama maka fisiknya akan melemah, saluran kencingnya akan menyempit dan penisnya akan mengecil. Aku pernah menyaksikan sekelompok orang yang meninggalkan jima' dengan alasan ingin menampilkan hidup "sengsara" sehingga akhirnya tubuh mereka dingin, mereka mengalami sakit tanpa penyebab, dan gairah mereka semakin lama semakin kecil dan akhirnya hilang". Wallahu a'lam


Jadi seperti itulah jawaban apakah hubungan suami istri merupakan tujuan utama pernikahan ?

Meski demikian, kehidupan pernikahan tidak selalu berbicara tentang berhubungan suami istri saja. Namun begitu banyak hal yang ada dalam pernikahan, yang perlu diketahui bahwa pernikahan mengajarkan kita untuk saling memahami, saling mengerti dan menerima pasangan dengan sempurna.

[menikahmuda.com]

Posting Komentar

0 Komentar